Script-sih: Ch.2 - Mupon

Semangat pagii! Ciee.. yang baru inget punya skripsi. Apa kabar skripsinya? *nanya diri sendiri*

Menyelesaikan skripsi bukanlah perkara yang mudah. Setelah mengalami jatuh bangun beberapa kali akhirnya aku pun paham, kenapa sampai-sampai ada orang yang berakhir bunuh diri gara-gara skripsi *jangan sampek*. Saking stressnya, beban mental juga bukan satu-satunya yang harus dihadapi. Fisik kita juga memiliki keterbatasan yang terkadang gak bisa dipaksakan lagi dengan kobaran api semangat yang mungkin saja hampir padam.

Sering kali kita harus mengejar-ngejar waktu untuk tiba di kampus pada saat yang tepat. Karena jika kurang beruntung, tau-tau dosen pembimbing sudah pergi dari ruangannya, meninggalkan penantian panjang bagi para mahasiswa.

Lain lagi ceritanya kalau kita bekerja sambil kuliah. Keterbatasan waktu di luar jam kantor adalah kendala utama. Masalahnya adalah.. gak ada yang mau tau *ada sih, dosen pembimbingku kan baik hati*.

Sebab sambil bekerja maupun tidak, sebagai mahasiswa semuanya akan mendapat perlakukan sama. Dan terkadang, yang bikin sedih itu adalah orang-orang yang gak menghargai semangat mereka yang sangat serius dalam menyelesaikan skripsi. Ini baru-baru aja aku alami, makanya aku bisa berkata sebijak ini *bijak dari hongkong*.

Dalam menghadapi hal-hal yang demikian *hal yang mana yak?*, sebenernya gak perlu diambil pusing. Selama masih ada yang mendukung skripsi kita untuk segera selesai, jangan pernah patah semangat. Yang terpenting yaitu skripsi selesai dulu, sidang, terus lulus. Mau skripsi itu jadi berguna atau cuma jadi pajangan sia-sia itu masalah belakangan. Kita masih bisa membuktikan betapa berharganya penelitian kita itu di tempat lain. Lebih keren lagi kalau kitanya bisa lanjut ke S2, atau mungkin S3? Itu akan menjadi pukulan telak untuk membuktikan keberhasilan kita, tentunya sebagai mahasiswa yang sering dipandang sebelah mata.

Salam super.


Baca.

Thankyu n' dont forget to smile!
Denpasar, 31 Juli 2014

Ipunk Vizard

2 komentar