Dalam romantika kehidupan remaja masa
kini, terdapat berbagai tingkat hubungan antar lawan jenis, di antaranya; pacaran resmi, pacaran tidak resmi, selingkuhan, adik-kakak(-an), selingan, dan lain-lain. Jika sudah mengalami salah satunya, besar kemungkinan akan ada sebuah fase yang sebenarnya agak (sedikit) menyebalkan.
Long Distance Relationship atau selanjutnya disebut LDR, adalah jenis hubungan di mana pelakunya berada pada
kordinat yang berjauhan. Menurut pengakuan salah seorang korban LDR (bukan saya), hubungan
ini sangat menyiksa batin. Sangat-sangat tidak disarankan untuk dilakukan oleh anak kecil yang masih
di bawah umur, khususnya orang-orang yang belum berpengalaman dikhianati.
LDR adalah hubungan yang rentan.
Logikanya begini, hubungan yang dekat saja bisa gagal, apalagi yang jauh? Karena dalam
suatu hubungan membutuhkan rasa saling percaya yang berimbang, bisa saling mengerti
dan (isi sendiri). Di mana untuk membangun semua itu, pada dasarnya dibutuhkan
komunikasi yang cukup intens. Kalau dengan yang dekat saja jarang komunikasi,
apalagi yang jauh?
Sering kali dipertanyakan.
Punya pacar LDR itu seperti tidak punya pacar, ada tapi tiada. Tidak semua orang tahu kalau status kalian (benar) sudah tak lagi jomlo. Kalau kedua belah pihak
saling mengakui sih oke saja, tapi bagaimana jika sebaliknya? Sudah jauh, gantung, dan ternyata kamu cuma pemain cadangan.
Belum lagi kalau ada dialog begini:
A: "SMS-an sama siapa?"
B: "Pacar."
A: "Ah, ngaku-ngaku."
A: "Ah, ngaku-ngaku."
B: (tutup kamar, kunci pintu)
Kamu tetap sendirian.
Ketika teman-temanmu berangkat bersama pasangan mereka untuk berkumpul dan bersenang-senang,
pelaku LDR-lah yang paling terlihat ngenes. Dibilang jomlo enggak, kelihatan jomlo iya. Enggak enak, men!
Hubungan ini enggak jauh beda dengan
mencintai seorang idola yang ada jauh di sana. Harus selalu siap cemburu! Pasti ada
banyak sekali babi di sekitarnya, yang berusaha cari perhatian, setiap hari modusin dia, dan mencari waktu yang tepat untuk menyingkirkan kamu. *iya, ada*
Belum lagi kalau salah satu pihak
pelaku LDR kelihatan care sama mantannya. Walaupun dalam bentuk kecil, seperti
nge-like status, kasih senyum, komen-komenan, twit-twitan. Cukup sepele, tetapi bisa jadi merusak rasa percaya yang telah terjalin. Sederhananya, apapun bisa terjadi. Termasuk pelaku LDR yang tiba-tiba ditinggal
pacarnya, karena balikan lagi dengan mantannya. (terus nikah -tamat-)
Katanya. |
Thankyu n' dont forget to smile!
Denpasar, 31 Mei 2014
Ipunk Vizard
yuhuu
BalasHapustendangan jarak jauh aja sering gagal apalagi hubungan jarak jauh
aahh yang terakhir aku banget
Bagian yang mana, Mbak? Gak ada maksud lho :D
Hapuspengalaman LDR ya kk?? hihi (kapok ga kak??) :P
BalasHapusEnggak :p
HapusEciiie yg nulisnya smbil kesell ciie :D
BalasHapusCiee udah berani comment :-)
Hapus