Long Distance Relationshit - Dan Bacalah!

Dan Bacalah!

Sabtu, 31 Mei 2014

Long Distance Relationshit

Dalam romantika kehidupan remaja masa kini, terdapat berbagai tingkat hubungan antar lawan jenis, di antaranya; pacaran resmi, pacaran tidak resmi, selingkuhan, adik-kakak(-an), selingan, dan lain-lain. Jika sudah mengalami salah satunya, besar kemungkinan akan ada sebuah fase yang sebenarnya agak (sedikit) menyebalkan. 

Long Distance Relationship atau selanjutnya disebut LDR, adalah jenis hubungan di mana pelakunya berada pada kordinat yang berjauhan. Menurut pengakuan salah seorang korban LDR (bukan saya), hubungan ini sangat menyiksa batin. Sangat-sangat tidak disarankan untuk dilakukan oleh anak kecil yang masih di bawah umur, khususnya orang-orang yang belum berpengalaman dikhianati.

LDR adalah hubungan yang rentan. 

Logikanya begini, hubungan yang dekat saja bisa gagal, apalagi yang jauh? Karena dalam suatu hubungan membutuhkan rasa saling percaya yang berimbang, bisa saling mengerti dan (isi sendiri). Di mana untuk membangun semua itu, pada dasarnya dibutuhkan komunikasi yang cukup intens. Kalau dengan yang dekat saja jarang komunikasi, apalagi yang jauh?

Sering kali dipertanyakan.

Punya pacar LDR itu seperti tidak punya pacar, ada tapi tiada. Tidak semua orang tahu kalau status kalian (benar) sudah tak lagi jomlo. Kalau kedua belah pihak saling mengakui sih oke saja, tapi bagaimana jika sebaliknya? Sudah jauh, gantung, dan ternyata kamu cuma pemain cadangan.

Belum lagi kalau ada dialog begini:

A: "SMS-an sama siapa?"
B: "Pacar."
A: "Ah, ngaku-ngaku."
B: (tutup kamar, kunci pintu)

Kamu tetap sendirian.

Ketika teman-temanmu berangkat bersama pasangan mereka untuk berkumpul dan bersenang-senang, pelaku LDR-lah yang paling terlihat ngenes. Dibilang jomlo enggak, kelihatan jomlo iya. Enggak enak, men!

Hubungan ini enggak jauh beda dengan mencintai seorang idola yang ada jauh di sana. Harus selalu siap cemburu! Pasti ada banyak sekali babi di sekitarnya, yang berusaha cari perhatian, setiap hari modusin dia, dan mencari waktu yang tepat untuk menyingkirkan kamu. *iya, ada*

Belum lagi kalau salah satu pihak pelaku LDR kelihatan care sama mantannya. Walaupun dalam bentuk kecil, seperti nge-like status, kasih senyum, komen-komenan, twit-twitan. Cukup sepele, tetapi bisa jadi merusak rasa percaya yang telah terjalin. Sederhananya, apapun bisa terjadi. Termasuk pelaku LDR yang tiba-tiba ditinggal pacarnya, karena balikan lagi dengan mantannya. (terus nikah -tamat-)


Katanya.


Thankyu n' dont forget to smile!
Denpasar, 31 Mei 2014

Ipunk Vizard

6 komentar:

  1. yuhuu
    tendangan jarak jauh aja sering gagal apalagi hubungan jarak jauh

    aahh yang terakhir aku banget

    BalasHapus
  2. pengalaman LDR ya kk?? hihi (kapok ga kak??) :P

    BalasHapus
  3. Eciiie yg nulisnya smbil kesell ciie :D

    BalasHapus