Yang Terlewatkan - Dan Bacalah!

Rahasia

Selasa, 30 Januari 2024

Yang Terlewatkan

Walaupun tak memiliki pembaca setia, kuputuskan *saja* untuk melanjutkan blog ini. Siapa sangka, setelah sekian lama ditinggalkan, membaca kembali cerita lama itu ternyata bisa menjadi obat.

Ya, obat untuk introspeksi diri.

Membaca kembali tulisan-tulisan lama itu seperti membuka lembaran masa lalu yang terkadang ingin kulupakan, *uhuk* tetapi juga sekaligus menjadi pengingat bahwa semua yang telah terjadi adalah proses yang memang harus dilalui. Seperti halnya tak ada satu pun manusia yang langsung mengerti cara menjalani hidup, semua orang di bumi pasti bingung dulu sebelum pergi ke surga. *katanya*


Baiklah, anggap saja introspeksinya sudah selesai. Saatnya fokus merekap tentang apa saja yang telah terjadi dan terlewatkan selama blog ini mati suri.


2016

Akhirnya menikah! *singkat, jelas, dan padat*


Kalau pun ada yang bisa kuceritakan, "dia" adalah manusia yang hidup di pulau berinisial "Su". Cukup jauh dari pulau tempatku tinggal saat itu, perlu usaha yang cukup keras untuk bisa bertemu manusia ini, harus melompati satu pulau yang jumlah manusianya paling banyak se-Indonesia.


Masih di tahun yang sama, kami pun dikaruniai seorang anak perempuan yang cantik, lucu, dan tidak sombong.

Kesayangan.

2017

Entah apa yang sudah terjadi di tahun ini. Mungkin ini adalah masa transisi di mana seorang suami dan mantan pacarnya mulai belajar untuk hidup berdua. Karena dunia itu sudah seharusnya milik berdua, tak ada tempat untuk orang ketiga, keempat, dst.


2018

Tahun ini akhirnya aku berhasil merilis sebuah aplikasi kamus di Google Play Store. Namanya "Kamus Madura", karya pertamaku yang tidak melibatkan perusahaan dan instansi manapun.

Kurang lebih sudah terhitung 10 ribu orang yang mengunduh Kamus Madura saat tulisan ini dibuat. Sebuah pencapaian yang biasa saja, sedikit senang namun banyak kecewanya. Iya, kecewa karena tak sedikit caci maki yang muncul di kolom komentar Google Play Store. Ekspektasi mereka mungkin terlalu tinggi, tanpa menyadari bahwa aplikasi ini dibuat secara sukarela, di waktu senggang, secara gratis, dan tanpa mencari keuntungan sepeser pun. *ah sudahlah*

Terima kasih kepada Uda Ivan Lanin yang ikut membantu mempromosikan aplikasi ini.

2019

Akhirnya resign juga!


Setelah 7 tahun lamanya mengabdi pada suatu perusahaan swasta di Bali, akhirnya kuberanikan diri untuk mengadu nasib di ibu kota. Tentunya ini bukan pilihan yang mudah, sebab memulai sesuatu yang baru itu sangatlah sulit di langkah pertama. Apalagi harus meninggalkan rekan-rekan seperjuangan yang sudah menemani dari zaman baheula.

Tukang ketik terakhir.

2020

Virus corona mengacaukan segalanya, kami pun pasrah terjebak di Jakarta tanpa pernah tahu kapan bisa pulang mengunjungi orang tua di pulau seberang. Selama kurang lebih setahun lamanya, kegiatan bekerja dilakukan di rumah atau sebut saja WFH (Work From Home).

Marilah berfoto sebelum lockdown memisahkan kita.

2021

Anggap saja tidak ada.


2022

Salah satu pencapaian yang paling berkesan ada di tahun ini, yaitu menjadi pengembang salah satu situs resmi pemerintahan. Situs web yang dimaksud adalah "Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD)", dapat diakses melalui tautan berikut: ejaan.kemdikbud.go.id

Penampakan situs web EYD (dahulu disebut PUEBI).

2023

Setelah sekian tahun tidak pulang ke Bali, akhirnya bertemu kembali dengan ibunda tercinta. Terima kasih kuucapkan sebesar-besarnya pada perusahaan tempatku bekerja karena telah mengadakan acara tahunan ke kampung halamanku ini. *kapan lagi pulang kampung gratis*

Tidurnya di sini.

2024

Waktunya kembali menulis!


Agar tak hilang ditelan sang waktu, maka menulislah. Setidaknya dengan menulis, kita telah menjamin masa lalu yang layak dikenang, terwariskan di masa depan. *walaupun entah untuk siapa*



Thankyu n' dont forget to smile!

Jakarta, 30 Januari 2024


Ipunk Vizard

Tidak ada komentar:

Posting Komentar