Mengejar Jam Terbang - Dan Bacalah!

Dan Bacalah!

Rabu, 15 Januari 2014

Mengejar Jam Terbang

Istilah ini pertama kali masuk ke telingaku sekitar dua tahun yang lalu. Tepatnya 2012, waktu itu aku masih semester tiga, masih labil, dan baru saja mendapat pekerjaan. Awalnya hanya coba-coba, karena kebetulan ada ajakan dari seorang teman kuliah yang entah muncul dari mana. Namanya Adhit, kenal pun sebenarnya hanya sebatas nama, sebab kami beda angkatan dan tidak pernah sekelas.

Selain aku, ada beberapa teman yang ikut serta, sebut saja: Tiok, Lingga, dan Randi. Dengan niat menambah pengalaman, tanpa pikir panjang, kami pergi ke kantor tersebut. Dan singkat cerita, kami pun berkerja di sana sebagai operator dari sebuah sistem informasi buatan negara asing. 

Cerita dimulai.

Banyak sekali suka duka yang telah kami alami di sana. Salah satu yang paling tak terlupakan yaitu bayaran Rp3000 per jam. Aku pun sempat merasa putus asa dan berujung sering tidak masuk kerja. Dari sini, atasan sepertinya mulai menyadari kondisi kami, kemudian keluarlah masukan-masukan positif darinya yang sampai saat ini masih melekat kuat diingatan.

"Kalau masih seumuran kalian ini, orang ataupun perusahaan masih susah untuk kasih kepercayaan." 

Dalam hal ini, sudah jelas masalahnya adalah pengalaman. Analoginya, apakah kamu bisa langsung percaya pada orang yang baru saja kamu kenal? Tidak, kan? Minimal harus ada bukti yang bisa dilihat dan dirasakan secara langsung, bukan sekadar omongan. Katakanlah kamu berniat menjadi programmer di sebuah perusahaan, di lamaran kamu tulis bisa begini dan begitu, tetapi ketika ditanya hasilnya apa, kamu tidak bisa tunjukkan, kemudian kamu berharap langsung dibayar mahal, kan tidak begitu juga. Bagaimana pun fakta ini tidak bisa dibantah, terutama untuk bekerja di level atas, semuanya harus dimulai dari bawah.

"Untuk itu siapkan jam terbang kalian, manfaatkan apa yang ada sekarang."

Aku percaya, sekecil apapun usaha pasti bermanfaat. Seperti pengalaman menjadi operator yang sangat membosankan itu. Karenanya aku jadi tahu, bagaimana seharusnya sistem berjalan. Dan itulah bekalku ketika mendapat tawaran menjadi programmer untuk membangun sistem serupa. Manfaatkan apa yang ada, yang belum tentu bisa didapat di bangku kuliah. 

"Belajarlah sebanyak-banyaknya, kemudian dibayar, jangan selalu bayar untuk belajar."


Waktu itu.


Thankyu n' dont forget to smile!

Denpasar, 15 Januari 2014
Ipunk Vizard

2 komentar: