Sekitar setahun lalu, aku terdampar di sebuah rumah yang di mana penghuninya adalah orang-orang yang *ceritanya* lagi patah hati. Kami semua baru aja *sah* diputusin oleh kekasih tercinta. Bisa dibayangin, orang-orang yang hatinya lagi hancur dikumpulin dalam satu atap. Kami duduk melingkar di sebuah ruang tamu, sepi, di sekeliling kami hanya ada kenangan dan bunga-bunga plastik yang penuh kepalsuan. Di ruang itu kami saling bercerita tentang kesedihan masing-masing, kecuali aku. Aku hanya bisa diam mendengarkan keluh kesah mereka tanpa tau harus berkata apa.
Yang pertama ada Adhit, dia adalah penyebab dari rusaknya diriku ini. Gara-gara nih anak, dengan sangat terpaksa aku pernah bohongin seorang cewek yang baru aja aku kenal *sebut saja bunga*. Ceritanya bermula ketika aku, Adhit, dan beberapa temen yang lain sedang main ke tempat kerja bunga. Terus mereka pergi ninggalin aku di tempat tersebut dengan alasan pada belum mandi semua, dan aku pun disuruh nunggu di situ. Otomatis aku jadi nunggu kuadrat, nungguin doi kerja dan nungguin mereka balik. Nah, diselang penungguanku itu tiba-tiba bunga nanyain: "Kata Adhit, kamu lagi nungguin temen ya?" *what?! temen yg mana coba??* Tanpa sepengetahuanku ternyata Adhit sengaja ngomong gitu ke bunga supaya aku bisa lama di sana. *asem* Alhasil, aku jadi ngarang cerita dan untungnya ceritaku meyakinkan.
Selanjutnya ada Mirrah, dia adalah salah satu cewek yang bisa dibilang paling care. Saking care-nya, suatu ketika dia pernah maksa nanyain tanggal ulang tahunku, dan pas hari H, ini orang sama sekali gak ada ngucapin *sompret*. Ada satu hal yang melekat pada Mirrah yaitu julukan "Tante". Entah gimana sejarahnya bisa dipanggil "Tante" aku juga gak tahu, tapi kalau dilihat secara kasat mata ada iyanya juga sih. Gak bisa dipungkiri karena ibuku juga sempet nanyain waktu liat Mirrah di salah satu foto, "Itu temenmu ibu-ibu ya?"
Kemudian ada Tiok, temen kuliah seangkatan. Pertama kenal manusia satu ini yaitu pas ospek, kita satu kelompok, dan sering nginep di kampus buat nyari internet kenceng *duluu*. Seiring berjalannya perkuliahan, kami melangkah menuju jalan masing-masing hingga akhirnya lama gak ketemu. Namun, tanpa disangka-sangka kita jadi ngumpul lagi di rumah sepi sebagai sahabat. Gak banyak yang bisa dideskripsikan dari temenku yang satu ini, soalnya sering ngajak ribut, tapi orangnya baik kok, walaupun sering bikin emosi.
Lalu ada Yudis, orang yang paling menginspiratif dan setia kawan di rumah sepi *menurutku*. Kalo diperhatiin, temenku ini kayaknya hidupnya gak ada beban, gak punya musuh, dan sepertinya tau banyak hal tentang hati wanita *patut dicontoh*. Dari ni bocah juga aku jadi tau beberapa istilah baru, misal: ayam-ayaman *artinya apa? jangan tanya deh.. aku juga penasaran*.
Dan yang terakhir ada Kunthi, orang yang baru pertama kali denger namanya pasti akan bertanya-tanya: "Nama kok Kunthi?" Eitt, entar dulu.. temenku ini bukan hantu kok. Kunthi ini juga temen seangkatanku. Dulu kita sering sekelas, tapi jarang nyapa gitu. Setelah ketemu di rumah sepi, ternyata orangnya asik, menghibur, dan suka ngelucu *walaupun gak lucu*.
Yak, kayaknya segitu aja yang bisa aku ceritain karena selebihnya adalah aib yang gak boleh diceritain. Aku sangat bersyukur telah mengenal mereka, orang-orang yang tidak pernah meninggalkanku bagaimanapun keadaannya.
Kemudian ada Tiok, temen kuliah seangkatan. Pertama kenal manusia satu ini yaitu pas ospek, kita satu kelompok, dan sering nginep di kampus buat nyari internet kenceng *duluu*. Seiring berjalannya perkuliahan, kami melangkah menuju jalan masing-masing hingga akhirnya lama gak ketemu. Namun, tanpa disangka-sangka kita jadi ngumpul lagi di rumah sepi sebagai sahabat. Gak banyak yang bisa dideskripsikan dari temenku yang satu ini, soalnya sering ngajak ribut, tapi orangnya baik kok, walaupun sering bikin emosi.
Lalu ada Yudis, orang yang paling menginspiratif dan setia kawan di rumah sepi *menurutku*. Kalo diperhatiin, temenku ini kayaknya hidupnya gak ada beban, gak punya musuh, dan sepertinya tau banyak hal tentang hati wanita *patut dicontoh*. Dari ni bocah juga aku jadi tau beberapa istilah baru, misal: ayam-ayaman *artinya apa? jangan tanya deh.. aku juga penasaran*.
Dan yang terakhir ada Kunthi, orang yang baru pertama kali denger namanya pasti akan bertanya-tanya: "Nama kok Kunthi?" Eitt, entar dulu.. temenku ini bukan hantu kok. Kunthi ini juga temen seangkatanku. Dulu kita sering sekelas, tapi jarang nyapa gitu. Setelah ketemu di rumah sepi, ternyata orangnya asik, menghibur, dan suka ngelucu *walaupun gak lucu*.
Yak, kayaknya segitu aja yang bisa aku ceritain karena selebihnya adalah aib yang gak boleh diceritain. Aku sangat bersyukur telah mengenal mereka, orang-orang yang tidak pernah meninggalkanku bagaimanapun keadaannya.
Aku, Tiok, Mirrah, Yudis, Kunthi, dan Adhit. |
Thankyu n' dont forget to smile!
Denpasar, 31 Januari 2014
Ipunk Vizard
Adhit itu baik kok... percayalah... semua demi kebaikan dirimu dan "BungA"
BalasHapus"Sign With Smile"
RAR