Almarhum bapak, jujur saja aku sudah lupa dengan suaranya. Tidak ada satu pun rekaman tentang beliau, sebab di zaman itu teknologi belum semaju sekarang.
Bapak adalah seorang pensiunan polisi. Apakah kamu terbayang bagaimana tegasnya seorang polisi? Dahulu, waktu kukecil, aku selalu "dilarang" untuk menangis. Pikirku waktu itu, kenapa bapak jahat sekali? Aku selalu dipecut dengan sapu lidi setiap kali menangis. Kalau kamu belum tahu rasanya, coba saja ambil sebatang sapu lidi, kemudian pecut dengan keras ke kaki sendiri.
Kalau dipikir-pikir, mungkin saat itu bapak memiliki harapan agar anaknya ini kelak menjadi seorang polisi. Bahkan aku pernah dilatih untuk membidik kaleng susu dengan pistol. Tentu saja bukan pistol berpeluru asli, melainkan pistol mainan yang pelurunya terbuat dari plastik, tetapi cukup kuat untuk melubangi sebuah kaleng.
Sekitar tahun 2000, aku mengetahui bahwa bapak terkena penyakit kanker hati. Saat itu, aku yang masih anak-anak tentu tidak tahu betapa mematikannya penyakit tersebut. Bapak bolak-balik masuk rumah sakit, kemoterapi hingga rambutnya habis.
Selang beberapa minggu, rambut bapak kembali tumbuh, kupikir bapak sudah sembuh, tetapi tidak. Kudengar dari mama, sudah banyak sekali uang habis untuk biaya pengobatan bapak.
Tahun 2001, kesehatan bapak semakin buruk. Salah satu kakinya mengecil, dan satunya lagi membesar, jauh dari kata bengkak. Membuat bapak tidak bisa lagi berjalan dengan baik. Aku tidak tahu betul perawatan apa yang bapak terima di rumah sakit saat itu. Tetapi selama dirawat, kondisi bapak tidaklah membaik.
Setelah kaki, salah satu bola mata bapak membesar. Aku tidak bisa lagi menjabarkan bagaimana bentuk mata bapak saat itu. Dokter pun memutuskan untuk melakukan operasi laser pada mata tersebut, hingga matanya mengerucut. Bapak kehilangan salah satu pengelihatannya.
Suatu malam menjelang dini hari, aku yang saat itu ikut menginap di rumah sakit dibangunkan oleh kakakku. Katanya, bapak sudah pulang. Aku yang waktu itu masih kecil pun tidak terpikirkan sama sekali dengan maksud dari kata pulang. Kami sampai di rumah sekitar jam 2 malam, saat itu rumah sudah dipenuhi banyak orang.
Aku langsung mengerti kalau bapak sudah meninggal.
![]() |
My father. |
Jakarta, 31 Agustus 2024
Ipunk Vizard
Posting Komentar